Beberapa waktu ini terdapat destinasi kampung wisata viral di Kota Malang yang ramai dikunjungi masyarakat, apalagi kalau bukan kampung tematik dengan konsep tempo dulu, yakni Kampoeng Kajoetangan. Ternyata, salah satu pemrakarsa di balik suksesnya Kampoeng Wisata Kajoetangan karena adanya rebranding yang diperkuat oleh Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB).
Rebranding Kampoeg Heritage Retropolitan Kajoetangan ini merupakan salah satu implementasi dalam kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilakukan dua belas mahasiswa Ilmu Komunikasi bekerja sama dengan Nava+ serta Indopol. Terdapat dua program yang dijalankan, Pertama riset dengan Indopol tentang bagaimana perilaku wisata saat Covid-19 dan Kedua, dengan Nava+ berupa pendampingan pengelolaan dan pengembangan pariwisata lewat branding.
Dari Riset yang telah dilakukan oleh Ignasius Seno, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang ikut program MBKM, dari 76 responden hanya 18,4 persen yang tahu tentang Kampoeng Heritage Kajoetangan yang menyajikan suasana vintage, dan mayoritas 56,8 persen lebih tahu kampung warna-warni. Dari hasil Riset tersebut, Ilmu Komunikasi UB dan Nava+ mencanangkan branding baru bernama Kampoeng Heritage Retropolitan Kajoetangan untuk memberikan semangat vintage culture.
Menurut Sekretaris Ilmu Komunikasi, Reza Safitri PhD beliau menyampaikan bahwasannya kerja sama dari segala pihak sangat mendukung pengimplementasian program ini. Lebih lanjut, Mila Kurniawati Ketua Pokdarwis Kampung Heritage Kajoetangan akan melengkapi kampung dengan QR code agar wisatawan yang berkunjung ke lokasi bisa mendapatkan deskripsi tentang bangunan bangunan kuno di sana.